Sunday, June 15, 2014

Waktunya untuk Mengubah Budaya Minyak Kita

Angka-angka terbaru yang datang dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa kegembiraan akan adanya sumber gas dari batuan serpih (shale) mungkin masih terlalu prematur.   Shale telah dipromosikan sebagai jawaban atas pertanyaan terhadap kemandirian energi AS, dan diklaim bahwa ada 17 miliar barel minyak di bawah tanah Kalifornia sendiri - cukup untuk menjalankan bisnis seperti biasanya untuk jangka waktu lama, dan cukup untuk benar-benar menghancurkan peluang yang mungkin kita miliki agar terhindar dari bencana perubahan iklim.  Ada sedikit masalah lain yaitu untuk mengekstrak gas dari shale memerlukan teknik yang benar-benar merusak, dikenal dengan nama rekah hidrolik (fracking), yang merusak tanah dan pasokan air.



Namun, angka-angka baru ini mengindikasikan bahwa angka-angka tersebut mungkin harus dipotong sampai 96%.  Ya, jumlah sebenarnya kandungan gas di bawah Kalifornia sepertinya hanya merupakan fraksi yang sebelumnya dibayangkan oleh para eksekutif dari industri perminyakan dan penentang perubahan iklim.  Hal ini memperlihatkan optimisme yang kerap muncul bersama dengan penemuan bahan bakar fosil baru, mulai dari pasir tar, minyak Arktik, hingga cadangan gas dari shale.  Setiap kali kita mendengar dari mereka yang percaya bahwa kita telah menyelesaikan masalah Peak Oil, dan akhirnya kita selalu menemukan cara untuk menunda beberapa tahun sambil terus mencemari lingkungan.

Tentu saja, rekah hidrolik (fracking) bukanlah sebuah gagasan yang baik, bahkan jauh sebelum evaluasi ulang terhadap kandungan shale dilakukan.  Sebegitu buruknya kontaminasi yang disebabkan oleh rekah hidrolik untuk gas shale ini dapat mencemari air sehingga orang dapat menyalakan api di air tersebut, seperti dapat kita tonton di film Gasland.  Rekah hidrolik juga telah dituduh sebagai penyebab gempa bumi di wilayah sekitar Blackpool in barat laut Inggris, dan kampanye yang gencar menentang teknik yang merusak ini semakin dikenal dan berlangsung di seluruh Inggris Raya saat ini, seperti yang telah kita bahas di blog ini sebelumnya.  Anda pikir bahwa gabungan fakta-fakta ini, bersama dengan temuan-temuan baru bahwa sebenarnya tidak banyak gas dari shale yang dapat diekstrak, akan mengakhiri kegiatan rekah hidrolik, tetapi hampir dapat dipastikan rekah hidrolik akan tetap dilanjutkan karena budaya kita nampaknya bersikukuh untuk memilih bahan bakar fosil daripada alternatif yang lebih bersih.

Kita perlu untuk mengatasi masalah budaya ini segera.  Mengapa kita harus membedakan bahan bakar fosil ketika bahan bakar jenis ini tersedia untuk kita? Mengapa kita terlihat sulit untuk menerima fakta bahwa sumber daya energi yang tak terhingga ada di sekeliling kita, seperti angin, matahari, dan air yang membuat kita tetap hidup? Mungkin ada pandangan bahwa teknologi alternatif ini cukup 'macho' - menggelikan memang, tetapi sepertinya ada sebuah kekuatan besar yang aneh dari para pembuat keputusan.  Atau mungkin ini hanya sebuah kasus dari kepentingan mengakar dari industri migas yang tidak menginginkan kita berpindah ke teknologi baru - meskipun ini adalah hal yang selalu dilakukan manusia sepanjang sejarah.

Apapun alasannya, angka-angka baru tentang jumlah gas shale seharusnya menjadi bagian dari sentakan budaya yang meluas dan kita harus mulai menjauhi bahan bakar fosil.  Pada akhirnya kita harus memahami, benar-benar memahami, bahwa migas yang tersisa di planet kita sudah tidak cukup untuk tetap mempertahankan gaya hidup kita tanpa batas.  Artinya, kita harus mengubah gaya hidup saat ini dari fokus kita pada konsumsi dan kenyamanan, yang nampaknya tidak mungkin terjadi, atau kita mulai secara serius untuk untuk mengeksplorasi sumber daya-sumber daya energi alternatif daripada membuang-buang uang pada gas shale dan skema lain yang merusak.  Ini juga berarti bahwa kerja sama antarbangsa, yang berarti meyakinkan masyarakat bahwa bahan bakar fosil itu bukan sesuatu yang spesial, dan ini juga berarti keberanian mengambil keputusan.  Namun, semua itu dapat dilakukan, kenyataannya ini harus dilakukan, apabila pilihan lain kita adalah sejumlah kecil gas shale yang berada di lapisan bebatuan di bawah bumi Amerika.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 2.06.2014: http://anashell.blogspot.com/2014/06/time-to-change-our-oil-culture.html

kemandirian energi AS, rekah hidrolik, tanah dan pasokan air, bakar fosil baru, Peak Oil, mencemari lingkungan, Ana Shell

No comments:

Post a Comment