Sebuah penelitian di A.S. baru-baru ini memperlihatkan
bahwa warga kulit putih menikmati kualitas udara yang lebih baik daripada warga
kulit hitam. Tulisan ini terdengar seperti lelucon, hampir seperti berita utama
yang Anda baca di The Union. Namun,
sebenarnya hal ini adalah suatu fenomena yang terjadi di wilayah A.S. yang populasi
mayoritas kulit putih secara konsisten menikmati kualitas udara yang lebih baik
daripada wilayah dengan populasi mayoritas kulit hitam. Mengingat efek yang
bisa ditimbulkan oleh kualitas udara pada kehidupan sehari-hari dan harapan hidup
kita, penemuan ini memiliki banyak implikasi.
Memang, temuan ini telah dicap rasis dan hal itu memang
benar hingga taraf tertentu. Namun, dalam temuan tadi menyangkut sebuah elemen
dalam kehidupan kita yang tidak kerap dibahas oleh media oleh media, yaitu
kelas dalam masyarakat. Hasil ini dapat ditulis secara berbeda jika
penekanannya diubah. Kita dapat berkata bahwa orang-orang miskin biasanya
menikmati udara yang lebih buruk dari pada orang-orang kaya, sayangnya lebih
banyak orang kulit hitam yang miskin dibandingkan dengan orang kulit putih.
Dari situ kita harus menggali lebih dalam alasan-alasan
banyak orang kulit hitam dalam statistik kemiskinan Amerika. Untuk memulainya
mungkin kita bisa bertanya mengapa orang-orang miskin dengan warna kulit apapun
menikmati kualitas udara yang lebih buruk dibandingkan dengan orang-orang kaya?
Alasannya adalah tata ruang, sebuah konsep yang lebih dipahami oleh akademisi
di bidang geografi dibandingkan dengan jurnalis surat kabar. Orang-orang kaya
Amerika selalu dipisahkan secara spasial dari orang-orang miskin. Jika kita
melihat peta banyak kota besar Amerika, kita bisa melihat wilayah tempat
tinggal orang-orang kaya dan wilayah tempat tinggal orang-orang miskin. Jika
wilayah-wilayah tadi dikunjungi, kita akan melihat dengan jelas perbedaan pada
pembangunan lingkungan di sana dan kualitas udaranya.
Wilayah tempat tinggal orang-orang miskin memiliki pajak
pendapatan yang lebih rendah sehingga sulit untuk membiayai pelayanan dan
fasilitas yang akan membantu mengatasi polusi udara seperti taman kota dan
rumah sakit. Tempat-tempat ini berada pada prioritas terbawah dalam
pertemuan-pertemuan perencanaan kota dan hal itu berarti, kebanyakan jalan
bebas hambatan di A.S. akan melewati kota-kota miskin ini. Karena tingkat
pengangguran dan marginalisasi yang tinggi, para warga kota-kota miskin tak
punya banyak pilihan selain menerima pekerjaan dari industri yang mencemari
lingkungan. dibandingkan dengan mereka yang kaya yang memiliki pilihan dan
kuasa untuk menolaknya. Itu sebabnya, kebanyakan pabrik, depot-depot produksi,
dan tempat pembuangan sampah di Amerika dapat ditemukan di wilayah-wilayah
miskin.
Saat siklus seperti ini dimulai, maka akan sulit untuk
menghentikannya. Harga-harga perumahan turun karena kualitas lingkungan yang
buruk, dan saat harga-harga naik di wilayah lain kota, maka lebih banyak orang
miskin dan pengangguran terpaksa pindah ke wilayah lingkungan yang buruk. Belum
lagi kenyataan bahwa kebanyakan dari orang-orang miskin ini berkulit hitam
merupakan skandal tambahan. Semuanya ini meperlihatkan bahwa meski mimpi pasar
bebas Amerika berhasil dinikmati para pemenang, namun mimpi tadi mengasilkan
lebih banyak pihak yang kalah dengan banyak sekali efek negative.
Sepertinya, keadaan harus terus memburuk sebelum timbul
perbaikan. Tingkat perbedaan di A.S. telah meningkat selama beberapa waktu setelah
sebelumnya diatur ulang oleh kemakmuran abad ke-20. Kini A.S. telah didominasi
lagi oleh kuasa korporat dan kepentingan orang kaya seperti di abad ke-19. Isu
kualitas udara dan pemisahan tata ruang hanyalah salah satu gejalanya. Hal ini
hendaknya menjadi peringatan bagi kita untuk segera membuat perubahan jika kita
ingin kembali menyamakan hubungan antara pemenang dan yang kalah dalam dunia
kapitalis Amerika.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli
di publikasikan tanggal di 20.05.2014: http://anashell.blogspot.com/2014/05/in-us-class-privilege-is-in-air.html
[ warga kulit putih, lebih baik daripada, orang kulit hitam kemiskinan Amerika, orang-orang miskin, orang-orang kaya Amerika, pembangunan lingkungan, kualitas udaranya, Ana Shell ]
No comments:
Post a Comment