Tuesday, April 22, 2014

Imaginasi Tak Kreatif Mengarah pada Pengeboran Minyak Lagi

Beberapa tahun yang lalu, proyek Yasuni milik pemerintah Ekuador menjadi perbincangan dari para aktivis anti minyak bumi dan perubahan iklim di Konferensi Perubahan Iklim Kopenhagen. Idenya sederhana, ada cadangan minyak yang amat besar di bawah taman nasional Yasuni yang kaya dengan keanekaragaman hayati di Ekuador. Biasanya bagi negara miskin seperti Ekuador, ada dorongan ekonomi yang kuat untuk mengabaikan kekhawatiran akan lingkungan dan melakukan pengeboran minyak. Namun, Ekuador memberi pilihan kepada komunitas internasional untuk mengubah situasinya dengan memberi kompensasi kepada negara tersebut untuk membiarkan minyak yang ada dan mempertahankan keindahan alam di sana. Jika nilai kompensasi yang ditawarkan cukup besar, Ekuador akan menjadi negara pertama yang menolak melakukan pengeboran minyak mereka sendiri.



Hal tersebut adalah ide yang bagus mengingat hal itu berkaitan langsung dengan isu utama yang dibahas pada pertemuan perubahan iklim, yaitu isu tentang keadilan. Negara-negara kaya yang kini mengimbau negara-negara berkembang untuk memangkas emisi mereka adalah negara-negara yang telah terlebih dahulu menjadi penyumbang utama emisi di atmosfer kita - dalam kebanyakan kasus, alasan utama negara-negara ini tidak melakukan pengeboran minyak lagi adalah karena cadangan minyak mereka telah habis. Proyek Yasuni dapat mengatasi isu ini dengan memberi Ekuador sebuah insentif ekonomi untuk melakukan tindakan yang benar. Proyek ini memberi Ekuador manfaat dari pengeboran minyak tanpa efek polusi dan sedikit memperkecil jarak antara negara kaya dan miskin. Norwegia, negara yang kaya karena pengeboran minyak, adalah negara kaya pertama yang menawarkan uang kompensasi.

Sayang pada akhirnya, proyek ini terlalu muluk untuk menjadi kenyataan. Pengeboran minyak di taman nasional Yasuni telah dijadwalkan, meski adanya protes dari seluruh dunia dan masyarakat Ekuador. Meski oleh beberapa pihak disebut sebagai menghianati kepercayaan, ternyata pemerintah Ekuador tengah berdiskusi dengan perusahaan minyak asal Tiongkok berkaitan dengan pengeboran minyak, di saat mereka mempromosikan proyek Yasuni pada pertemuan perubahan iklim.

Namun pengkhianatan dan kegagalan bukanlah kesalahan di pihak pemerintah Ekudor. Sebenarnya, hal ini adalah kegagalan di pihak komunitas internasional dan negara-negara kaya untuk membantu Ekuador melindungi taman nasional mereka. Uang kompensasi tidak dibayarkan, dan perekonomian dunia kapitalis kita memaksa Ekuador untuk melakukan pengeboran minyak demi kemajuan ekonomi mereka. Faktanya, dengan tidak membayarkan uang kompensasi, negara-negara kaya seolah membenarkan tindakan Ekuador yang bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan asal China. Hal ini tidak memperlihatkan kurangnya kepercayaan dari Ekuador, melainkan mereka tidak percaya negara-negara lain akan membantu. Dan terbukti, kalau mereka memang benar.

Kini adalah waktunya bagi negara-negara kaya untuk menyadari bahwa jika dunia harus mengubah sistem energi yang bergantung pada minyak, maka mereka yang telah menggunakan bahan bakar fosil lebih lama harus berada di garis depan. Meminta dan berharap negara-negara yang lebih kecil dengan sumber daya yang terbatas untuk memulainya tidak akan berhasil. Hal ini hanya memperparah ketidakadilan global yang kita semua alami. Kita semua perlu bertindak untuk mengubah kebiasaan kita dan menjauh dari penggunaan minyak. Namun, atas nama demi keadilan dan kesetaraan, negara-negara kaya harus memberi contoh. Kini saatnya bagi negara-negara kaya untuk berhenti berlambat-lambat dan sebaliknya bertindak daripada hanya berbicara.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 19.03.2014: http://anashell.blogspot.com/2014/03/a-failure-of-imagination-leads-us-to.html

[ proyek Yasuni, pemerintah Ekuador, Konferensi Perubahan Iklim Kopenhagen, taman nasional Yasuni, kekhawatiran akan lingkungan, melakukan pengeboran minyak, Pengeboran minyak di taman nasional Yasuni ]

No comments:

Post a Comment