Sunday, March 2, 2014

Rekah Hidrolik (fracking) - Jalan Menuju Kehancuran

Laporan terbaru dari AS mengatakan bahwa kontaminasi air akibat teknik pengeboran energi model baru yang dikenal dengan nama 'rekah hidrolik' atau fracking mungkin sudah biasa terjadi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ada laporan pengaduan mengenai kontaminasi air terjadi di Pennsylvania, West Virginia, Texas, dan Ohio.  Negara bagian yang mempunyai laporan pengaduan paling mendetail yaitu Texas (hal ini mungkin mengejutkan, mengingat citra Pennysilvania yang jauh lebih liberal), mempunyai lebih dari 2.000 laporan penganduan tentang sumur-sumur minyak dan gas, meskipun belum ada kasus kontaminasi air yang telah dikonfirmasi.  Sedangkan Pennsylvania mencatat lebih dari 100 kasus kontaminasi air yang telah terkonfirmasi yang berasal dari industri minyak dan gas, termasuk dari sumur-sumur rekah hidrolik.

Yang pertama kali membuat kesadaran masyarakat awam tentang bahaya fracking atau rekah hidrolik adalah film dokumenter Gasland, yang memperlihatkan bahwa orang dapat menyetel keran air mereka menjadi api hanya dengan menyalakan pemantik rokok saja.  Kegiatan rekah hidrolik itu artinya memompa ratusan ribu galon air dan unsur-unsur kimiawi ke permukaan bumi sebagai upaya untuk memutus dan membebaskan gas alam yang terperangkap di dalam batuan serpih, sehingga rekah hidrolik ini mempunyai risiko bawaan, yaitu terjadinya kontaminasi silang dengan air tanah di lokasi sekitarnya - dan komposisi bahan-bahan kimia yang sebenarnya dipakai dalam cairan rekah hidrolik ini tetap menjadi rahasia yang ditutup rapat.

Jadi, apakah temuan ini akan menghentikan, atau paling tidak memperlambat ledakan kegiatan rekah hidrolik yang telah menyebar di AS selama beberapa tahun belakangan ini, dan yang baru saja dimulai di negara lain seperti Inggris? Meskipun ada beberapa kasus pemilik rumah yang pasokan airnya jelas-jelas terkontaminasi mendapatkan kompensasi besar, namun dengan meningkatnya skala kegiatan operasional rekah hidrolik ini, sepertinya tidak mungkin ada perusahaan energi yang akan kolaps. Karena rekah hidrolik memberikan akses ke cadangan gas alam onshore yang tetap murah, sehingga memungkinkan arus ekonomi bahan bakar fosil terus berlanjut - peluang seperti ini tentu saja tidak mungkin dilewatkan begitu saja oleh pemerintah dan dunia bisnis, karena beralih ke ekonomi energi ramah lingkungan yang berdasarkan sumber energi terbarukan hanya akan menimbulkan ancaman bagi mereka yang mendapatkan kekuasaan dan keuntungan dari status quo.

Selain itu, kemungkinan mayoritas sumur-sumur rekah hidrolik akan dibor di daerah-daerah pedesaan dan tempat bermukim para warga kelas pekerja di pinggiran kota.  Sudah barang tentu mayoritas penduduk yang akan terkena dampak dari infrastruktur ini adalah mereka yang mempunyai sebidang tanah kecil, sedikit koneksi, dan pada dasarnya tidak mampu berbuat apa-apa.  Para pemilik tanah yang kaya mempunyai uang mereka untuk mempertahankan diri dari sumur-sumur rekah hidrolik, sementara si miskin harus rela melihat lahan dan pemandangan mereka dihancurkan, kesehatan mereka direnggut, semua atas nama keuntungan perusahaan.

Dorongan terus-menerus untuk mendapatkan bahan bakar fosil tentu saja merupakan kebodohan terbesar dalam era kita.  Ada begitu banyak pontensi alternatif energi lainnya di luar sana - bahkan beberapa di antaranya dikembangkan oleh NRGLab - yang seharusnya mendapatkan dukungan pemerintah dan dana publik yang jauh lebih baik dibandingkan  yang diterima oleh industri energy seperti rekah hidrolik.  Melalui penggunaan teknologi yang bijaksana, kita bisa mengurangi tagihan energi bulanan kita, mengangkat orang keluar dari jurang kemiskinan energi, dan melindungi lingkungan kita - daripada mengontaminasikan air kita dan menghancurkan kesehatan demi mengejar beberapa tahun yang dimiliki dari pilihan bahan bakar fosil.  Mudah-mudahan kesadaran publik akan bahaya rekah hidrolok akan menjadi langkah awal perubahan nyata dalam beberapa tahun mendatang.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 23.01.14: 
http://anashell.blogspot.com/2014/01/fracking-our-way-to-disaster.html

Rekah Hidrolik, pengeboran energi, sumur-sumur minyak, kontaminasi air, film dokumenter Gasland, pasokan airnya, gas alam onshore, NRGLab ]

No comments:

Post a Comment