Wednesday, January 1, 2014

Ketimpangan Energi yang Membatasi Demokrasi

NRGLab (ww.nrglab.asia) didedikasikan untuk mengembangkan energi alternatif terbarukan untuk masa depan. Dengan mengenalkan listrik ke dunia ketiga dengan harga lebih terjangkau bagi semua orang, kita dapat mendemokrasikan energi dan informasi dengan cara yang tidak mungkin terpikirkan sebelumnya.  Tetapi untuk memahami hubungan antara energi, informasi, dan demokrasi yang kuno, terlebih dahulu kita perlu menelaah apa artinya menjadi 'demokratis'.



Biasanya, orang memikirkan demokrasi dalam pengertian sempit - semua orang mendapatkan hak suara yang sama untuk memilih pemimpin mereka berikutnya. Kalau begitu, ini sama saja dengan mundur ribuan tahun lalu ke zaman Yunani kuno. Seperti yang pernah dikatakan Winston Churchill, "Demokrasi memang mempunyai banyak kekurangan, tapi inilah yang terbaik dari bentuk pemerintahan yang buruk lainnya."

Aspek yang paling penting untuk mempertahankan demokrasi adalah para pemilih yang cerdas. Ketika memercayakan kebebasan memilih bagi rakyat, kita juga harus memercayakan mereka dengan kebenaran. Siapa yang membela persoalan apa? Masalah apa yang paling mendesak dan penting? Ke manakah arah dunia kita?

Pertanyaan-pertanyaan ini memengaruhi para pemilih, para pemilih memengaruhi kebijakan, dan karena sifat politik global, tentu saja akan turut memengaruhi seluruh dunia. Dan ketika menyangkut kebijakan energi, pencairan gletser membuktikan bahwa tidak ada masalah yang lebih mendesak dari hal ini.
Kita semua bergantung pada energi untuk melakukan perjalanan pulang pergi bekerja setiap hari. Untuk memasak makanan kita.  Untuk memanaskan air mandiri di malam hari. Kestabilan ekonomi bergantung pada akses energi yang dapat diandalkan bagi bangsa tersebut.  Namun mayoritas sumber energi seperti batu bara, minyak, gas, dan uranium, yang jumlahnya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu, dikendalikan oleh segelintir konglomerat energi.

Lalu, di manakah letak nilai demokrasi di sini?
Bila kekuasaan dikonsolidasikan ke tangan beberapa gelintir orang saja, maka mayoritas menjadi budak kelompok minoritas ini. Telah lama kita dikondisikan untuk menginginkan bahan bakar fosil sehingga keinginan kita saat ini jauh melampaui kebutuhan kita. Dilema moral antara mengonsumsi ini versus tanggung jawab sosial membatasi demokrasi. Agar warga negara, CEO, dan politisi bebas untuk memilih arah yang terbaik bagi planet bumi, pertama-tama kita harus membebaskan diri dari konglomerasi penguasa energi.

Kita memiliki kemampuan untuk melewati puncak industri dari abad sebelumnya. Kita bisa beradaptasi dengan perubahan iklim melalui investasi pada energi bersih. Kita bisa menghancurkan pemikiran ekonomi kuno yang mengancam demokrasi bagi anak cucu kita dengan mematuhi ambang batas karbon.

Itu sebabnya NRGLab selalu memberitahukan perkembangan terbaru dalam bidang energi, bisnis, dan teknologi baru setiap hari dari seluruh dunia.  Kami ingin Anda tetap mendapatkan informasi terbaru.  Tetap mempunyai rasa ingin tahu. Tanpa membedakan tempat tinnggal dan latar belakangan Anda.  New York. Papua Nugini. Selandia Baru. NRGLab ingini memberikan Anda kebebasan memilih karena kita bekerja sama untuk menuju masa depan baru dan lebih baik.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 27.11: http://anashell.blogspot.com/2013/06/energy-imbalance-strangles-democracy.html 

Ketimpangan Energi, Membatasi Demokrasi, energi biomassa, energi NRGLab, Ana Shell NRGLab, Ana shell, NRGlab, Winston Churchill ]

No comments:

Post a Comment