Tuesday, December 10, 2013

Gas alam Israel dapat meredakan ketegangan di Timur Tengah

Penemuan cadangan gas dalam jumlah sangat banyak di Israel dalam sekejap telah mengubah negara ini menjadi raksasa energi hijau (baca: ramah lingkungan) dan pemain utama dalam industri ini.
Selama berabad-abad, Israel, selalu menjadi kartu mati negara-negara Timur Tengah yang berlomba-lomba mengimpor minyak, namun sekarang negara ini mempunyai gas alam yang cukup, tidak saja untuk meraih kemandirian energi, namun juga untuk mulai mengekspor ke pasar luar negeri, termasuk ke Eropa.

Beberapa perwakilan Israel telah mengusulkan perjanjian “gas untuk perdamaian” dengan harapan devolatisasi Timur Tengah. Namun, negara-negara Arab pastinya tidak akan mau bekerja sama dengan negara Yahudi ini, sekalipun harga gas ditawarkan menarik sekali. Permusuhan antara bangsa Arab dan Yahudi yang sudah belangsung selama ribuan tahun teramat mendalam dan berakar pada perbedaan agama yang tidak dapat diperbaiki.  
Phinas Avivi, Direktur Hubungan Strategis pada Kementrian Luar Negeri Israel, mengatakan adanya “kemungkinan campuran yang menarik” sedang bermain. “Caranya adalah menggunakan gas untuk menyelesaikan permasalahan, bukan membuat permasalahan baru.”
Meskipun Israel memiliki pengaruh terhadap wilayah lainnya di jazirah tersebut, nampak seolah-olah kepemimpinan Israel tidak akan digunakan untuk menggertak negara-negara di sekitarnya. Dalam minggu-minggu mendatang, mereka diharapkan akan mengumumkan rencana insentif pajak dan pembatasan ekspor gas alam dengan harapan dapat mengatur komoditas yang dicari ini. 
Para ekonom juga telah mengingatkan kemungkinan adanya ‘gelembung’ gas alam di Israel, karena pemasukan ‘petrodolar’ yang tiba-tiba dapat membuat nilai mata uang shekel mengalami inflasi, melumpuhkan daya saing negara tersebut di wilayah perdagangan lainnya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memuji produksi di repository Tamar yang mulai beroperasi bulan Maret lalu sebagai “sebuah langkah penting menuju kemandirian energi.” Tamar hanyalah ladang gas pertama yang diatur untuk dioperasikan tahun ini. Sedangkan cadangan gas lepas pantai terbesar bernama Leviathan, dijadwalkan akan dapat diakses pada tahun 2016. Leviathan mengandung gas alam yang cukup banyak untuk memasok seluruh Uni Eropa selama lebih dari setahun!
Bagaimanapun, gas alam tidak sama dengan minyak bumi yang Anda gunakan sebagai bahan bakar untuk mobil Anda, atau untuk memanaskan rumah Ana. Liquid Petroleum Gas (LPG) adalah gabungan gas-gas hidrokarbon dan diproduksi selama penyulingan minyak mentah dan gas alam. Prosesnya rumit dan mahal.
NRGLab telah mengembangkan proses gasifikasi yang lebih efisien untuk mengubah gas alam, batu bara, dan limbah pertanian menjadi bahan bakar bersih. Terobsoan ini mempunyai potensi menghemat miliaran dolar bagi negara-negera, seperti Israel, yang mengejar peluang ekonomi baru. Ketika pasokan gas alam menjadi terbatas, mengapa mengambil risiko membuang satu ons saja produk yang berharga?
Kunjungi http://www.nrglab.asia untuk mempelajari selengkapnya tentang proses dan cara menjadi bagian dari revolusi teknologi energi-hijau.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 17 November: http://anashell.blogspot.com/2013/11/israels-natural-gas-may-ease-tensions.html

[ Gas alam Israel, Timur Tengah, energi hijau, mengimpor minyak, kemandirian energi, pasar luar negeri, Ana shell, energi NRGLab, NRGlab ]

1 comment:

  1. Leviathan itu kan nama 7 iblis mewakili dosa besar

    ReplyDelete