Tuesday, October 1, 2013

Tingkat Radiasi di Jepang 18 Kali Lebih Tinggi Dari yang Dilaporkan – Berkat PLTN

Sampel air yang baru-baru ini diambil dari luar reaktor nuklir Fukushima Daiichi di Jepang menunjukkan tingkat radiasi hampir 18 kali lebih tinggi daripada yang dilaporkan sebelumnya.  Pada tahun 2011 silam, tsunami menghantam PLTN, menyebabkan hampir 19.000 orang tewas dan kebocoran reaktor Fukushima Daiichi meningkat tiga kali lipat. Kebocoron itu telah memaksa 16.000 orang direlokasi.


Meskipun operator PLTN tersebut, Tokyo Electric Power (Tepco), belum menemukan penyebab penyebaran radiasi, namun mereka menolak keras dugaan adanya “kebocoran”.

Muak dan lelah mendengar tentang bencana PLTN? Kami juga.

Peristiwa ini juga bukan peristiwa memalukan pertama bagi Tepco. Bulan lalu, perusahaan ini mempunyai tangki penyimpanan – mirip dengan yang berisiko di Fakushima Daiichi yang membocorkan 300 ton air radioaktif ke tanah. Apabila air terkontaminasi itu direncanakan untuk dibuang ke laut, dan bila demikian adanya, maka Jepang akan menghadapi ledakan bencana ekologi.

Para nelayan di sebelah selatan masih belum bisa melaut untuk mencari ikan sejak adanya kebocoran PLTN, sedangkan mereka yang di sebelah utara telah diberi tahu hanya bisa menangkap siput besar dan ikan gurita saja – sebuah tindakan yang wajib dilakukan, namun jelas telah melumpuhkan industri penangkapan ikan Jepang.

Pengawas nuklir Jepang mengonfirmasikan bahwa tingkat keparahan kebocoran Fukushima Daiichi berdasarkan 8-poin skala radiokatif dari International Atomic Energy , telah meningkat dari 1 atau hanya “anomali” menjadi 3 atau “kecelakaan serius”.

Tingginya tingkat radiasi menjadi kekhawatiran serius bagi ribuan karyawan Tepco yang bekerja lembur untuk mengisi, memproses, dan menyimpan air dengan aman. Kegagalan perusahaan menjaga lingkungan telah menyebarkan keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk melakukan pembersihan. Menutup PLTN, apabila pembersihan tidak berhasil, akan menimbulkan beban biaya puluhan MILIAR dolar bagi ekonomi Jepang selama beberapa dekade.

Untuk menanggapi laporan lingkungan terbaru, PM Jepang, Shinzo Abe, berjanji bahwa pemerintah akan memainkan peranan lebih besar dalam upaya mencegah kontaminasi air. 

“Kami tidak bisa langsung menghentikan kebocoran air terkontaminasi. Itulah kenyataannya. Air masih terus merembes ke laut, dan sebaiknya kami melalukan penilaian dampak lingkungan,” ujar Shunichi Tanaka, kepala Nuclear Regulation Authority Jepang.

NRGLab muak dan lelah dengan berbagai cerita seperti ini. Sudah saatnya energi nuklir untuk diistirahatkan selamanya.  Inilah waktunya transisi dari kekuatan pembangkit listrik raksasa menuju sumber energi terbarukan dan independen. Karena kita tidak perlu mengorbankan keselamatan karyawan, keamanan nasional atau lingkungan, hanya untuk menghasilkan satu watt listrik. Paling tidak, cukup sudah.

Dengan teknologi ramah lingkungan seperti SV-Turbine untuk gasifikasi biofuel dan SH-Box, generator poli-kristal bebas karbon, kami dapat mengubah infrastruktur energi global secara menyeluruh.

Semua dimulai dari Anda. Saya. Kita. Dimulai dari kita sebagai sebuah spesies yang membuat perubahan ke arah energi bersih.

Anda ingin membantu menciptakan masa depan yang lebih baik? Bagaimana dengan masa depan yang lebih ramah lingkungan? Kunjungi nrglab.asia untuk informasi lebih lanjut, atau ikuti kami di Facebook untuk berbagai berita terbaru.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 15 September: http://anashell.blogspot.com/2013/09/radiation-levels-18-times-higher-in.html

[ Radiasi di Jepang, Fukushima Daiichi , Tokyo Electric Power, Tepco, PLTN,  International Atomic Energy, Shinzo Abe, Shunichi Tanaka, SV-Turbine, NRGlab, gasification nrglab, Ana Shell NRGLab ]

No comments:

Post a Comment